Senin, 24 September 2012

Sains Dan Teknologi Dalam Perspektif Islam

A. Pendahuluan
  
Sains secara etimologi diambil dari bahasa Inggris science yang artinya pengetahuan sedangkan secara terminologi Sains adalah Himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui suatu proses pengkajian secara empirik dan dapat diterima oleh rasio. Dalam English Oxford Dictionary Sains didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu yang mengkaji sekumpulan pernyataan yang terbukti atau dengan fakta-fakta yang ditinjau dan disusun bersistem dan dihimpun dalam bentuk hukum-hukum umum, dan ia kaidah-kaidah yang dapat diyakini untuk menghasilkan kebenaran baru di dalam lapangan sendiri. Adapun teknologi adalah penerapan konsep ilmiah yang tidak hanya bertujuan menjelaskan gejala-gejala alam untuk tujuan pengertian dan pemahaman, namun lebih jauh lagi bertujuan memanipulasi faktor-faktor yang terkait dalam gejala-gejala tersebut, untuk mengontrol dan mengarahkan proses yang terjadi. Jadi, teknologi di sini berfungsi sebagai sarana memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia.

Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa antara sains dan teknologi memiliki keterkaitan yang sangat erat juga mempunyai peran dan fungsi yang sama. Keterkaitan antara sains dan teknologi adalah keberadaan teknologi merupakan aplikasi seluruh konsep yang terdapat di dalam sains. Adapun dalam hal peran dan fungsinya, sains dan teknologi sama-sama sebagai sarana (tools)  untuk menggali sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia di dunia.    


      

B. Motivasi Agama Terhadap Pemberdayaan Akal 

Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern.Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan research dan bereksperimentasi dalam hal apapun, termasuk sains dan teknologi. Bagi Islam sains dan teknologi adalah termasuk ayat-ayat Allah yang perlu digali dan dicari keberadaannya. Ayat-ayat Allah yang tersebar di alam semesta ini, dianugerahkan kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi untuk dikelolah dan dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Islam sangat menganjurkan kepada umat manusia untuk senantiasa memberdayakan rasionya (i’mal al-aql) guna  memikirkan dan merenungkan ciptaan-ciptaan Allah Swt yang ada di alam semesta. Ayat al-Quran pertama kali turun adalah surat al-‘Alaq ayat 1-5. Pada ayat tersebut Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk membaca yang selanjutnya  harus dilakukan oleh umatnya. Perintah tersebut mengandung arti agar umat Islam melakukan pengkajian (tadabbur), penalaran (i’mal al-‘aql), pengamatan secara empiris (ibshar),memahami (tafaqquh), berpikir (tafakkur), dan perenungan dan kontemplasi (tadzakkur). Keenam langkah tersebut adalah interpretasi dari kata Iqra’ yang terdapat dalam al-Quran surat al-‘Alaq ayat pertama.Dengan melakukan pengamatan secara empiris di lapangan, maka akan lahir ilmu pengetahuan yang positif, yaitu pengetahuan tentang realitas obyektif (ayatun bayyinah) yang menimbulkan ilmu-ilmu baru seperti ilmu fisika, ilmu biologi, ilmu kimia, ilmu astronomi dan ilmu-ilmu lainnya yang sekarang telah tersebar dan berkembang di muka bumi.


C. Membangun Paradigma Sains Islam

Keberhasilan sains Barat dalam memajukan ilmu pengetahuan, ternyata tidak sebanding dengan manfaat yang diperoleh manusia secara keseluruhan. Apa yang telah dilakukan saintis Barat, sesungguhnya bukan sekedar membangun kemajuan teknologi yang dibanggakan. Lebih dari pada itu, para saintis Barat telah mengantarkan kehidupan manusia pada gerbang kehancuran, karena dari pencapaian tersebut kehidupan manusia semakin mengalami malapetaka yang tidak terbantahkan.

Pada tataran yang lebih luas, sebagian saintis sudah ada yang mulai terbongkar epistemologinya. Sebagai sebuah contoh dapat kita lihat dari tokoh semisal Richard Tarnas dan Thomas S. Khun. Richard Tarnas menyatakan bahwa sains Barat saat ini sedang memasuki “krisis global” sebuah krisis yang multidimensional yang mengakibatkan kehidupan manusia semakin terpuruk. Sains memang telah berhasil membantu manusia dalam mensejahterakan hidup, akan tetapi akibat yang ditimbulkan jauh lebih parah dibandingkan dengan kemajuannya.Menurut konsep kaidah fiqih Islam:

Mencegah kerusakan dari sesuatu harus lebih didahulukan dari pada menarik manfaat dari sesuatu tersebut”.

Melihat  kondisi demikian, saintis Islam tidak perlu mencontoh apa yang telah diraih oleh santis Barat.Mengingat paradigma yang dibangun dalam sains Barat tidak berbasiskan pada nilai dan etika.
Sains Islam sebagaimana dibuktikan dari sejarahnya, jelas berusaha untuk menjunjung dan mengembangkan nilai-nilai dari pandangan dunianya dan peradaban Islam, tidak seperti sains barat yang berusaha mengesampingkan semua masalah yang menyangkut nilai-nilai.Ciri yang unik dari sains Islam berasal dari penekanannya akan kesatuan agama dengan sains, pengetahuan dengan nilai-nilai, fisika dengan metafisika.Penekanannya pada keragaman metode dan penggunaan sarana-sarana yang benar untuk meraih cita-cita yang benar itulah yang memberikan gaya yang khas pada sains Islam, dan keharmonisan menjadi ciri utamanya.

Menurut konsep Islam sains dan teknologi harus berorientasi pada nilai-nilai berikut :
1. Sumber ilmu adalah Allah, manusia hanya diberikan sedikit saja dari ilmuNya. Quran surat al-kahfi:109. Quran surat al-Isra’: 85
2. Ilmu pengetahuan dipergunakan sebagai sarana (tools) untuk menyempurnkan ibadah kepada Allah, karena tujuan Allah menciptakan jindan manusia adalah untuk beribadah kepadanya. QS. Adzariyat : 56
3. Alam semesta beserta isinya hak milik mutlak Allah Swt. QS. Thaha: 6
4. Alam semesta beserta isinya merupakan nikmat Allah Swt. Yang dianugerahkan kepada umat manusia. QS.Luqman:20
5. Alam yang dikaruniakan Allah Swt. harus dinikmati dan dimanfaatkan dengan tidak melampaui batas-batas ketentuan-Nya. QS. Al-A’raf : 31.
6. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan tidak boleh menimbulkan kerusakan (mafsadah) apalagi mengancam kehidupan manusia. QS.Al-Ankabut: 36.
7. Ilmu pengetahuan dan teknologi dipergunakan untuk mndapatkan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. QS. Al-Baqarah: 201.


D. Konstribusi Islam Dalam Bidang Sains Dan Teknologi 

Salah satu sumbangsih Islam yang sangat besar bagi dunia modern sekarang, adalah mewariskan sejumlah teori tentang alam semesta dan cara-cara mengaplikasikan pengetahuan tentangnya. Sarjana-sarjana Muslim pada sekitar abad 9 – 13 M  telah banyak mencontohkan dan mengujicobakan hubungan ilmu pengetahuan (sains) dengan cara penerapannya (teknologi).

Mereka bukan hanya ditopang oleh pengetahuan dan pengalamannya, tetapi juga anugerah yang melimpah dengan mendapat fasilitas dari pemerintahan, terutama pada masa-masa kejayaan Abbasiyah di Baghdad. Sebelum melahirkan teknologi, pengembangan sains lebih dahulu mereka peroleh, bukan hanya dari hasil-hasil temuan mereka sendiri, tetapi juga mereka peroleh dari sejumlah sumber yang berasal bukan hanya dari dalam doktrin Islam saja.Kebanyakan pengetahuan tentang hukum-hukum alam, ilmu ukur dan matematika, fisika dan geometrika sampai ilmu gaya dan berat mengenai macam-macam benda, mereka peroleh dari warisan Yunani, Persia, India dan Mesir. Pengetahuan sains ini mereka kuasai terlebih dahulu sebelum mengembangkan teknologi. Karena ilmu-ilmu tersebut adalah sebagai dasar-dasar bagi pengembangan teknologi.

Beberapa contoh sains dan teknologi Islam, yang berkait erat dengan warisan Hellenisme Yunani adalah filsafat, astronomi, fisika, geometrika, kimia, pertambangan, matematika, kedokteran, pertanian dan lain sebagainya. Dalam bidang matematika kontribusi Islam telah mengenalkan sistem bilangan India, dengan mengenalkan bilangan baru nol (0) dengan sebuah titik (.).Hal ini telah mempermudah bagi proses penghitungan berikutnya, sekalipun dengan jumlah kelipatan yang sangat panjang. Penulis bilangan pertama adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizm (w.875), selanjutnya Abul Hasan al-Uqdisy (w.953), Umar Khayyam (w.1131). Sedangkan dalam bidang astronomi pengaruh Babilonia dan India sangat terasa, apalagi sejak diterjemahkan risalah India, Siddhanta ilmu perbintangan para raja sejak tahun 711M di Baghdad. Abu Ma’syar al-Falaky al-Balkhy merupakan salah satu tokoh yang paling terkenal dalam membuat ramalan-ramalan perbintangan, karyanya , Kitab al-Uluf

Adapun dalam bidang fisika yang paling menonjol adalah mengenai teori optic yang dikembangkan oleh Ibn al-Haitsam dalam karyanya “Kitab al-Manadzir”, al-Khaziny (w. 1040 M) juga mengurai tentang gaya grafitasi spesifik dalam karyanya “Kitab Mizan al-Hikmah” Pengobatan dalam Islam mereka dapatkan banyak dari Persia, Mesopotamia, India dan lainnya. Muhammad Ibn Zakaria Ar-Razi  (865-925 M) telah menggunakan alat-alat khusus untuk melakukan proses-proses yang lazim dilakukan oleh ahli kimia, misalnya distilasi, kristalisasi, kalsinasi, dan sebagainya.

Di dunia Barat, Ar-Razi juga dikenal sebagai ahli di bidang ilmu kedokteran, sama halnya dengan Ibnu Sina, sehingga gambaran kedua ilmuwan Muslim ini dapat menghiasi Fakultas Kedokteran Universitas Paris. Ia juga dianggap sebagai orang yang menemukan benang fontanel  (yang dipakai dalam ilmu bedah). Buku-bukunya yang beredar di Barat lebih popular dengan nama “Razes”.

Ibnu Sina selain dikenal sebagai seorang filosof , dikenal juga sebagai ilmuwan dalam bidang kedokteran. Karya ilmiahnya di Barat dikenal dengan istilah Canun, menjadi buku teks standar ilmu kedokteran di berbagai Universitas baik di dunia Islam atau di dunia Barat (Non Islam). Di Barat, ia lebih dikenal sebagai politikus dan dokter. Ilmu politik sudah diperkenalkan oleh ayahnya sejak ia masih kecil, sedangkan ilmu kedokteran ia pelajari hanya dalam tempo 18 bulan, kemudian ia perdalam sendiri secara otodidak. Di antara karya-karyanya yang popular adalah ; Al-Syifa’, Al-Hikmah Al-Masyriqiyah, Al-Qanun (Canun of Medicine).

Ibn Khaldun nama lengkapnya Waliyuddin Abdurrahman Ibn Khaldun Al-Hamdhami dari Tunisia. Dia dikenal sebagai ilmuwan Muslim dalam bidang sosiologi, sejarah, dan filsafat. Dunia Barat mengakuinya sebagai perintis ilmu dan pakar di bidang sosiologi modern.Bukunya yang berjudul “Muqaddimah”, merupakan bagian dari karyanya yang terbesar.

Masih banyak penemu dan pakar di bidang sains dan teknologi yang hidup di dunia Islam, meskipun dalam sejarahnya mengalami tarik menarik dengan para ilmuwan Barat, baik yang hidup sebelumnya, semasanya, ataupun sesudahnya.

Walaupun demikian, sesungguhnya setiap individu muslim dituntut, bahkan diwajibkan untuk memahami dan menjelaskan kebenaran yang terkandung dalam al-Quran, baik dalam pernyataan maupun penyangkalan yang terdapat dalam ayat-ayat al-Quran yang sistematik, holistik, dan integralistik. Hal ini bertujuan antara lain untuk menyatakan bahwa disamping sebagai kitab suci, Al-Quran juga sumber segala ilmu, termasuk sains dan teknologi.

Untuk melakukan hal itu tentu dibutuhkan suatu proses pemahaman dan penjelasan secara ilmiah yang kilas baliknya akan berpengaruh terhadap proses trasformasi budaya dalam Islam.


E. Kesimpulan

Sains dan Teknologi dalam Islam adalah sebagai sarana (tools) untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat dan sebagai kunci kebangkitan Islam oleh karena itu umat Islam harus menempatkan sains dan teknologi sebagai kebutuhan primer bukan sekunder. Mempelajari sains dan teknologi sama wajibnya dengan amalan fardhu lainnya seperti shalat, puasa dan zakat.

Sains dan tekonologi dalam Islam harus didasari dengan nilai-nilai agama yang universal agar dapat memberikan kemaslahatan bagi umat manusia, sains dan teknologi yang tidak didasari noleh nilai-nilai agama pasti akan membawa kehancuran, kerusakan dan kesengsaraan bagi umat manusia.


sumber : H. Fahrur Razi,S.Ag.,MHI.
Dosen Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar